Paris Barantai

Image by FlamingText.com
Image by FlamingText.com

welcome

Di bumi kalimantan tempat kami tidur makan serta minum dari sungai - sungainya yg jernih
kami terima pendatang dari mana saja tanpa terkecuali hanya satu yg kami pinta jgn usik hutan dan alam kami


Jumat, 22 April 2011

Barito Raya Menggambarkan Kehidupan Masyarakat yang Tinggal di Daerah Aliran Sungai Barito


Bumi Kalimantan sesuai namanya, Kalimantan berarti pulau yang memiliki Sungai-Sungai besar (kali ‘Sungai’; mantan ‘besar’) (Riwut, 1993:3) antara lain: Sungai Kapuas, Sungai Kahayan, Sungai Mahakam dan Sungai Barito. Sungai Barito bermuara pada laut Jawa dan berhubungan langsung dengan ibukota Kalimantan Selatan yakni Banjarmasin, hulu Sungai Barito berada di kaki pegunungan Muller perbatasan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Dari kaki pegunungan Muller hingga mencapai muara laut Jawa, panjang Sungai Barito mencapai 900 km, dengan lebar antara 650 m hingga mencapai 1000 m. Di daerah hulu Sungai Barito wilayah Kabupaten Murung Raya terdapat beberapa anak Sungai Barito dapat dilayari seperti: Sungai Laung panjang 35,75 km, Sungai Babuat panjang 29,25 km, Sungai Joloi panjang 40,75 km, dan Sungai Busang panjang 75,25 km. Kedalaman dasar berkisar antara 3-8 m dan lebar badan Sungai lebih dari 25 m (lihat http://www.kabmurungraya.go.id).
Di wilayah kabupaten Barito Utara, anak Sungai Barito adalah Sungai Montalat panjang 11,25 km,  Sungai Teweh panjang 87,50 km dan Sungai Lahei panjang 77, 50 km (http://www.baritoutarakab.go.id/selayang-pandang/sarana-dan-prasarana/). Di Kabupaten Barito Selatan terdapat 11 anak Sungai Barito yaitu: Sungai Jenamas panjang 3 km, Sungai Kelanis/Napu panjang 165 km, Sungai Mangkatip 160 km, Sungai Karau/Bangkuang panjang 120 km, Sungai Puning panjang 50 km, Sungai Ayuh panjang 100 km, Sungai Bamanen/Bundar panjang 20 km, Sungai Tabuk/Buntok kota panjang 20 km, Sungai Telang panjang 10 km, Sungai Janggi panjang 10 km, Sungai Bahaur panjang 50 km (lihat http://www.baritoutarakab.go.id).
Di antara perbatasan kabupaten Barito Selatan dan kabupaten Barito Kuala, terdapat anak Sungai Barito yang masuk dalam wilayah kabupaten Hulu Sungai Utara yakni Sungai Paminggir, menghubungkan ke Danau Panggang kabupaten Hulu Sungai Utara. Di Kabupaten Barito Kuala terdapat beberapa anak Sungai Barito, yakni: Sungai Ulak panjang 30.2 km, Sungai Seluang panjang 38 km, Sungai Belawang panjang 38.6 km, Sungai Pelingkau panjang 38.7 km, Sungai Sabrang panjang 39.8 km, Sungai Belandean panjang 46.7 km (lihat http://travelingluck.com/Asia/Indonesia/Kalimantan+Selatan…).
Di kabupaten Barito Kuala juga terdapat cabang Sungai Barito yakni Sungai Kapuas Murung yang menghubungkan ke kabupaten Kuala Kapuas Kalimantan Tengah. Sungai Barito memiliki dua anak Sungai yang besar yaitu Sungai Bahan atau Nagara dan Sungai Martapura. Sungai Nagara memiliki beberapa cabang Sungai yakni Tabalong, Balangan, Pitap, Alai, Amandit dan Amas, tempat bermukim sebagian besar penduduk Kalsel. Kota penting di wilayah tersebut antara lain Tanjung, Amuntai, Barabai, Kandangan, Rantau dan Negara yang berada di daerah kaki pegunungan Meratus, kota-kota ini disebut dengan istilah Hulu Sungai. Adapun Sungai Martapura melewati kota Banjarmasin dan Martapura.  Selain anak Sungai dan cabang Sungai Barito, di Kabupaten Barito Kuala terdapat tiga buah kanal buatan yang disebut Anjir untuk menghubungkan Sungai Barito dengan Sungai Kapuas, yakni Anjir Talaran, Anjir Serapat dan Anjir Tamban (Aditjondro, 2003: 28, dan Levang, 2003:175).
Jumlah anak Sungai Barito di atas belum sepenuhnya lengkap, tapi cukup menjadi bukti yang menunjukkan posisi penting Sungai Barito sebagai muara anak Sungai yang bagian hulu berasal dari dua dataran tinggi, yakni pegunungan Muller di perbatasan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, serta Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Dengan demikian, Sungai Barito adalah induk dari anak-anak sungai yang berada di berbagai kota kabupaten di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah

Muara Teweh

Asal Nama Muara Teweh

Yang perlu dijelaskan lebih jauh di sini adalah bagaimana asal muasal-muasal nama Muara Teweh itu sendiri. Seacara harfiah, Tumbang berarti Muara dan Tiwei Artinya mudik dan juga identik dengan nama ikan kecil Seluang Tiwei, yang biasanya selalu mudik ke sungai Barito setiap tahun.
Sebagaimana artinya, Tiwei yang berati mudik, maka Sungai Tiwei yang bermuara di Sungai Barito, arusnya mudik melawan arus Sungai Barito dan kemudian baru balik mengikuti arus ke selatan. 
Penyebutan Tumbang Tiwei yang kemudian menjadi Muara Teweh terjadi karena pola sebutan penyeragaman kota se Kalimantan Tengah oleh Belanda pada saat itu. Seperti halnya Tumbang Kapuas disebut Kuala Kapuas, Tumbang Kurun disebut Kuala Kurun, Tumbang Pembuang disebut Kuala Pembuang dan Tumbang Montallat disebut Muara Montallat, dan lain-lain.

Dari persfektif rumpun bahasa Dusun Barito, maka asal nama kota Tumbang Tiwei yang kemudian berubah menjadi Muara Teweh, dapat disimpulkan sebagai berikut: 

  • Dalam kumunitas Suku Bayan Dusun Pepas, disebut Nangei Tiwei (Nangei=Tumbang, Muara; Tiwei=Ikan Seluang Tiwei). 
  • Pada komunikasi Suku Bayan Bintang Ninggi, disebut Nangei Musini (Nangei Musini=Muara Musini). 
  • Pada Komunitas Suku Dusun Taboyan Malawaken, disebut Ulung Tiwei (Ulung Tiwei= Muara Tiwei, di mana Ulung Tiwei ini merupakan rumpun bahasa sebelah Timur/Mahakam. Misalnya, Ulung Ngiram disingkat Long Ngiram, jadi Ulung Tiwei disingkat Long Tiwei).
  • Pada komunitas Dusun Bakumpai/Kapuas, disebutkan Tumbang Tiwei (Tumbang Tiwei= Muara Tiwei, yang kemudian oleh kolonial Belanda dimelayukan menjadi Muara Teweh).
  • Lebih Jauh, penyebutan nama kota Muara Teweh yang berasal dari kata Tumbang Tiwei tersebut tampaknya sejalan adanya suku-suku Dusun Barito Utara, seperti dikutip dari buku “Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan”, karya Tjilik Riwut (Mantan Gubernur Kalimantan Tengah). 
Demikianlah, asal-usul nama kota Muara teweh dan jenis Suku Dusun Barito Utara. Kendatipun sama Dusunnya dan sama Dayaknya, akan tetapi Belanda malah membedakan sebutan Suku Dusun Barito dan Suku Dusun Kapuas-Kahayan. Suku Dusun Barito yang berdiam di Tanah Dusun (Doesen Landen), disebutnya Dusun Barito, Sedangkan Suku Dusun yang berdiam di Kapuas -Kahayan, disebutnya Dayak Kapuas Kahayan. Tak jelas, apa makna dan tendensi dari penyebutan mana yang berbeda tersebut. 
Pada masa lalu, banyak rumah betang sebagai tempat tinggal komunitas penduduk barito utara. Diantaranya rumah betang Lebo Lalatung Tour, Pendreh, Bintang Ninggi, Lemo, Lebo Tanjung Layen, Butong, Lanjas, Nihan, Papar Pujung dan Konut Tanah Siang (Mukeri Inas, et.al ;2004).
Rumah Betang dan komunitas penduduk yang menjadi dasar cikal-bakal bagi komunitas Muara Teweh, yakni Juking Hara dan Tanjung Layen dengan beberapa ciri pertanda peninggalan sejarahnya masing-masing. Juking Hara dan daerah sekitarnya adalah tempat dikuburkannya Tumenggung Mangkusari, tempat peristiwa Bukit Bendera dan Kuburan Belanda serta tempat didirikannya benteng belanda untuk pertama kalinya Tahun 1865. Sedangkan Lebo Tanjung Layen (Lebo Tanjung Kupang) tempat kedudukan kota Muara Teweh sekarang, yakni di sekitar Masjid Jami Muara Teweh, dengan sungai Kupang yaitu sungai yang membelah Simpang Merdeka dan Simpang Perwira yang ada hingga saat ini.

Rabu, 20 April 2011

Upacara Adat


YouTube's Video Editor

YouTube's Video Editor

Tari HUDOQ

Tari HUDOQ

Tari HUDOQ

Tari HUDOQ

Tari HUDOQ

Tari HUDOQ

Verifying Your Google Account - Didn't receive verification email

Verifying Your Google Account - Didn't receive verification email

Minggu, 17 April 2011

How do I post audio/music to my blog?

How do I post audio/music to my blog?

I like playlist 4shared Saya - 4shared Saya

I like playlist 4shared Saya - <a href="http://www.4shared.com/playlist/8azWwbbv/_online.html" target="_blank">4shared Saya</a>

Bio

Nama : Zayn'd
PanGgln : Ahay Casandra .
lahir :Banjarmasin 7 mart , 1985 .
Hobby : dengar musik , jalan 2 di alam bebas .
Kebangsaan : Indonesia
Suku : Banjar
Alamat : jln km 4,5 ayani . banjarmasin .
===========================
alamat asal di tanjung harapan . marabahan ( kalsel )
bersama ibu tercinta meningglkn kampung halaman menuju banjarmasin
sampai skrng menetap di bjm